Profil ku

Selasa, 14 September 2010

NASIHAT SEBUTIR NASI DAN PETANI

Ini cerita waktu aku masih kecil. Suatu hari aku dating ke tempat tetangga yang mengadakan selamatan mau berangkat ke tanah suci Mekkah,maklum pada saat itu aku suka sekali kalau sudah selesai makan,aku akan membantu orang mencuci piring dan gelas (sekarang gelas jarang dipakai diganti dengan air mineral),disitu ada keluarga yang punya hajatan yang berasal dari desa dan kerjaan nya bertani(behuma).Dia bilang kata nya “orang kota sekehendak hati buang nasi,padahal cuma tinggal makan nya saja lagi”
Disitu aku berfikir (maklum aku sejak umur 6,5 tahun sudah dikenal kan dengan surat kabar ).Kita yang dikota tinggal menikmati nasi yang telah siap dihidangkan, tapi dengan berbagai alasan selalu tidak habis dalam dan selalu terbuang nasi yang ada di piring kita,ada yang sengaja tinggalkan sedikit nasi di piring niar di bilang modern… seharus nya kalau pun kita tidak sanggup habis kannasi itu jangan mengambil nasi penuh supaya kita tidak membuag nasi itu.
Sekarang mari kita berfikir sejenak,proses terjadi nya nasi. Pagi pagi para petani sudah menuju sawah nya(bisa juga sawah orang lain yang digarap nya) mereka disawah bergelut dengan lumpur, panas, hujan, dan gejala alam lain nya Cuma untuk menghasilkan sebutir padi,itu pun kalau berhasil kadang mereka harus mengelus dada karena padi nya tidak tumbuh seperti yang di harapkan….iitu mereka lakukan hampir 1 tahun baru bisa di nikmati hasil nya,kalau padi sudah tumbuh dan besar mereka rela tidur disawah menjaga padi nya agar tidak di ganggu hamabelum lagi ada manusia yang memang suka memanen padi mereka duluan (maling)…..setelah padi bisa di panen tidak sampai disitu kerja mereka,padi harus di jemur dulu beberapa hari,,,kemudian di giling….berapa banyak tenaga dan materi yang mereka keluar kan unutk mendapat kan padi itu dan sekarang ada di hadapa kita siap kita makan….
Tetapi kita yang tinggal memakan nya saja lagi dengan sombong nya membuang nasi yang kita tidak habis memakan nya.Aku teringat akan kata kata guru ku dulu “jangan membuang nasi nanti kamu akan di buang oleh nya”. Maka nya sekarang aku kalau makan selalu menghabis kan nasi di piring ku,dan mengecup sisa sisa yang ada di jari tangan ku, siapa tahu yang tersisi di jari kit itu adalah berkah dari sejumlah nasi yang kita makan tadi,dan karena itu juga sesuai dengan perilaku Nabi Muhammad SAW.
Sekarang marilah kita lebih menghargai setiap remah nasi yang ada dalam piring kita,dan ajar kan pula pada anak anak kita bagaimana kita menghargai rezeki itu……